Sukses Menanam Pisang Pada Lahan Gambut

Memiliki lahan gambut terluas keempat di dunia, rasanya sayang jika lahan gambut di Indonesia tidak dimanfaatkan. Butuh langkah khusus untuk mengubah lahan gambut menjadi ideal untuk ditanam dengan tanaman yang produktif.

Apa itu Lahan Gambut?

Lahan gambut berasal dari bahan organik yang hanya terurai sebagian akibat proses penguraian yang berjalan sangat lambat. Alhasil bahan organik tersebut menumpuk dan membentuk lapisan gambut.

Proses penumpukan ini tidak terjadi dalam sehari atau setahun. Dibutuhkan waktu hingga ribuan tahun untuk membentuk lahan gambut.

Proses pembentuk lahan gambut diawali dari matinya tumbuhan dalam air, lalu terurai dengan lambat menjadi bahan organik karena tidak terpapar udara. Sebelum bahan organik tersebut bisa terurai dengan sempurna, tanaman lain sudah tumbuh dan mati sehingga membentuk lapisan gambut baru di atasnya. Proses tersebut terjadi terus-menerus hingga terbentuklah lahan gambut.

Karakteristik Lahan Gambut

Suatu lahan dinyatakan tergolong ke dalam lahan gambut apabila lapisan gambut telah lebih dari 40 cm, dan paling sedikit terdapat 20% bahan organik (pada lahan yang tidak mengandung lempung) serta 60% (pada lahan yang mengandung lempung).

Berbeda dengan lahan biasa yang terbentuk dari perpecahan batuan mineral, lahan gambut terbentuk dari tumpukan bahan organik sehingga sifatnya pun unik.

  1. Lahan gambut memiliki daya serap air yang tinggi, sekitar 100% hingga 1300% dari berat keringnya, dibandingkan tanah mineral yang hanya bisa menyerap 20% hingga 30% air.

Daya serap yang tinggi ini didukung oleh sifat lahan gambut yang berongga besar. Air pun bisa dengan mudah terserap oleh lahan gambut.

  1. Lahan gambut kaya akan karbon yang berasal dari proses penguraian yang tidak sempurna. Lahan gambut mampu menyimpan 18% hingga 60% karbon sehingga menjadi salah satu sumber karbon bagi bumi.
  2. Lahan gambut sangat asam (pH<4) yang menyebabkan rendahnya ketersediaan zat nutrien makro dan mikro (P, K, Ca, Mg, Cu, Zn, Fe, dan Mn)

Dengan karakteristik tersebut, lahan gambut memiliki beberapa fungsi. Lahan gambut berfungsi untuk mengelola tata air dan mencegah banjir, sebagai tempat tinggal (habitat) berbagai jenis makhluk hidup, penyimpan karbon, serta menjaga keseimbangan iklim.

 

Jenis-Jenis Lahan Gambut

Lahan gambut dapat dibedakan berdasarkan beberapa kriteria, antara lain berdasarkan ketebalan, tingkat kematangan, tingkat kesuburan gambut, proses pembentukan, serta bahan asal gambut.

Umumnya, lahan gambut hanya dibedakan berdasarkan ketebalan dan tingkat kematangannya saja.

Berdasarkan ketebalannya, lahan gambut dibedakan menjadi 6 kategori, antara lain:

(1) Sangat dangkal/ sangat tipis: ketebalan gambut < 50 cm

(2) Dangkal/ tipis: ketebalan gambut 50-100 cm

(3) Sedang: ketebalan gambut 101-200 cm

(4) Dalam/ tebal: ketebalan gambut 201-400 cm

(5) Sangat dalam/ sangat tebal: ketebalan gambut 401-800 cm

(6) Dalam sekali/ tebal sekali: ketebalan gambut 801-1.200 cm

 

Berdasarkan tingkat kematangannya, lahan gambut dibedakan menjadi 3 kategori, antara lain:

(1) Fibrik

– Tingkat kematangan paling rendah

– Kaya akan serabut dan kandungan air yang tinggi

– Berwarna coklat kuning cerah hingga coklat kemerahan

(2) Hemik

– Tingkat kematangan sedang

– Kandungan serabut dan air mulai menurun

– Berwarna coklat gelap hingga coklat merah gelap

(3) Saprik

– Tingkat kematangan paling tinggi

– Kandungan serabut dan air sangat rendah

– Berwarna kelabu gelap hingga hitam

 

Apakah Semua Lahan Gambut bisa Ditanam Pisang?

Tidak, hanya lahan gambut dangkal dan saprik saja yang bisa ditanam tanaman hortikultura, seperti pisang.

Tanah gambut yang dangkal (< 1 m) masih ideal untuk ditanam pisang karena dana restorasinya masih rendah sehingga dianggap menguntungkan. Sedangkan lahan gambut saprik sudah memiliki karakteristik seperti tanah biasa sehingga diyakini dapat ditanami tanaman hortikultura.

Apabila lahan gambut tidak dangkal dan belum cukup matang, sebaiknya tidak digunakan untuk menanam pisang. Selain membutuhkan biaya restorasi yang besar, dikhawatirkan hasilnya tidak akan maksimal, bahkan terancam gagal tumbuh.

Sumber: Nelitisariagripantaugambut

 

Instagram: @hijausurya @hias.idn

Whatsapp: 0852 6201 8889

Shopee: https://shopee.co.id/hijausurya

Tokopedia: https://www.tokopedia.com/hijausurya

Youtube: https://www.youtube.com/@hijausurya

Facebook: https://www.facebook.com/hijausuryabiotechindo/

Tiktok: https://www.tiktok.com/@hijausurya

Website: https://product.hijausurya.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *