Tumpang sari sawit sudah berhasil dijalankan oleh banyak petani. Namun tidak sedikit juga yang masih enggan mencoba tumpang sari meskipun peluang keuntungan menunggu di depan mata.
Dibutuhkan waktu 3 hingga 4 tahun sampai sawit bisa dipanen. Untuk mengisi kekosongan sumber penghasilan, petani sawit sangat disarankan untuk melakukan tumpang sari sawit dengan tanaman yang produktif.
Dengan memahami kondisi yang ideal bagi pertumbuhan pohon sawit dan tanaman tumpang sari, tidak perlu takut untuk mencoba tumpang sari.
Kondisi Ideal Bagi Pertumbuhan Pohon Sawit
Sawit dapat menghasilkan minyak sawit dengan optimal apabila tumbuh dalam kondisi yang tepat:
- Suhu lingkungan yang tinggi sepanjang tahun (antara 25°C hingga 28°C). Oleh karena itu, Indonesia sebagai negara tropis cocok ditanam sawit
- Sinar matahari yang cukup, paling sedikit 5 jam paparan sinar matahari per hari
- Curah hujan yang tinggi, selama lebih dari 90 hari per tahun.
- Tanahyang kaya akan zat hara, drainase baik, dan tahan terhadap pemberian pupuk
- Ditanam padaketinggian lahan yang rendah, tidak lebih dari 500 mdpl (di atas permukan laut)
Setelah mengetahui karakteristik lahan yang cocok untuk pohon sawit, saatnya mengetahui 2 hal yang menjadi kunci kesuksesan tumpang sari.
1. Waktu Tumpang Sari
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, dibutuhkan hingga 4 tahun untuk memanen sawit.
Dalam waktu 4 tahun, pohon sawit dapat tumbuh tinggi hingga 20 hingga 30 meter, menyebabkan daerah di sekitarnya tertutup sinar matahari (teduh).
Namun saat masih remaja (juvenile phase), yakni sebelum berusia 2 tahun, pohon sawit belum terlalu tinggi. Daerah di sekitar pohon masih terpapar sinar matahari dengan baik.
Oleh karena itu, disarankan untuk melakukan tumpang sari pada saat sawit masih remaja. Dengan demikian, tanaman tumpang sari masih terpapar sinar matahari yang penting untuk pertumbuhannya.
2. Jarak tanam
Sawit terkenal sebagai tanaman yang butuh banyak asupan nutrisi, terutama nitrogen. Hal tersebut dikhawatirkan bisa menyebabkan tanaman tumpang sari tidak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup.
Umumnya, jarak tanam antara satu pohon sawit dengan pohon lainnya adalah 9×9 m. Pada masa remaja, pohon sawit hanya menempati 5-15% dari luas lahan, dan meningkat 60-65% pada saat dewasa.
Selain itu, sistem perakaran sawit menyebar dari jarak 0,5 m hingga 3 m dengan ke dalaman 10-40 cm dari permukaan tanah.
Dengan jarak tanam yang luas dan sistem perakaran yang bahkan tidak mencapai setengah jarak tanam, maka bisa dipastikan bahwa pohon sawit tidak akan merebut nutrisi dari tanaman tumpang sari apabila ditanam di tengah-tengah dua pohon sawit.
Rekomendasi Tanaman Tumpang Sari Dengan Sawit
Sawit sering ditumpang sari dengan berbagai tanaman produktif, seperti pisang, jagung, singkong, hingga keladi. Pisang menjadi tanaman yang menghasilkan panen terbanyak sehingga banyak petani yang melirik pisang sebagai tanaman tumpang sari dengan sawit.
Dengan varietas yang beragam, tentunya pisang menjadi pilihan tanaman tumpang sari sawit yang bagus. Tertarik untuk mencobanya juga?
Sumber:
S. M., Dissanayake, & I. R., Palihakkara.(2019). A review on possibilities of intercropping with immature oil palm. International Journal for Research in Applied Sciences and Biotechnology, 6(6).https://doi.org/10.31033/ijrasb6.6.5
Instagram: @hijausurya @hias.idn
Whatsapp: 0852 6201 8889
Shopee: https://shopee.co.id/hijausurya
Tokopedia: https://www.tokopedia.com/hijausurya
Youtube: https://www.youtube.com/@hijausurya
Facebook: https://www.facebook.com/hijausuryabiotechindo/
Tiktok: https://www.tiktok.com/@hijausurya
Website: https://product.hijausurya.com