Setiap tahun Indonesia melewati musim kering, tak terkecuali tahun ini. Persiapkan lahan untuk menghadapi musim kering yang diprediksi lebih ekstrim dibandingkan tahun lalu.
Ancaman Kekeringan bagi Lahan Indonesia
Indonesia terancam dilanda kekeringan parah tahun ini. Menurut pengamatan serta analisa Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau tahun ini akan jauh lebih kering dibandingkan tiga tahun sebelumnya.
Musim kering tahun ini diprediksi akan berlangsung selama 3 bulan, dimulai dari bulan Juni hingga September 2023.
Kondisi kekeringan ini bisa diperparah dengan kondisi sebagian tanah Indonesia yang telah rusak akibat kelebihan pupuk kimia. Tanah yang telah rusak tidak mampu untuk menahan air sehingga akan sia-sia bila diberikan air dalam volume besar.
Antisipasi Kekeringan dengan Irigasi Kendi
Sistem irigasi kendi sudah dipakai sejak 4000 tahun lalu. Di Indonesia, sistem irigasi kendi dikembangkan oleh Prof. Budi Indra Setiawan dari Fakultas Teknologi Pertanian IPB.
Sesuai namanya, irigasi kendi menggunakan kendi sebagai medianya. Kendi tersebut dibenamkan dalam tanah hingga leher kendi dan diisi dengan air.
Ketika keadaan tanah di sekitar kendi kering, air akan tertarik keluar dari pori-pori kendi. Ketika keadaan tanah sudah lembab, daya tarik air di dalam pot lebih besar sehingga tidak ada air yang keluar dari pori-pori kendi. Oleh karena itu, irigasi kendi dinilai menghemat air karena tidak ada air yang sia-sia terserap atau menguap di tanah.
Tak hanya mencegah kekeringan, irigasi kendi juga lebih bagus bagi sistem perakaran tanah. Irigasi kendi memungkinkan pertumbuhan akar yang lebat sehingga lebih banyak air dan nutrisi yang dapat diserap oleh tanaman.
Tidak semua kendi bisa dipakai. Kendi sebaiknya terbuat dari tanah liat dan tidak dilapisi glasir (unglazed). Leher kendi disarankan lebih sempit dibandingkan badannya agar air dalam kendi tidak menguap dengan cepat. Selain itu, pastikan kendi selalu tertutup agar tidak menjadi sarang jentik nyamuk.
Prof. Budi Indra Setiawan merekomendasikan penggunaan lumpur Sidoarjo sebagai bahan baku kendi. Lumpur Sidoarjo dinilai cocok karena kualitasnya yang bagus, relatif gratis, serta tersedia dalam jumlah yang melimpah.
Kombinasi dengan Irigasi Tetes
Salah satu negara yang sering dilanda kekeringan adalah India. Para petani di negara ini pun berinovasi agar persediaan air yang terbatas bisa dimanfaatkan secara efisien untuk mencukupi kebutuhan tanaman, termasuk Rajendra.
Kebun delima Rajendra berada di Ahmednagar, sebuah distrik yang sering dilanda kekeringan. Akibatnya, hasil panen delimanya pun tidak maksimal.
Oleh karena itu, muncullah ide untuk menggunakan kendi yang diletakkan di dekat pipa irigasi tetes. Dengan teknik ini, air yang menetes akan dikumpulkan dalam kendi sehingga air tidak menguap ataupun tidak merembes ke dalam tanah.
Setelah menerapkan sistem irigasi ini, hasil panen kebun delima Rajendra meningkat dan hasilnya pun memuaskan. Apabila kebun sudah memiliki sistem irigasi tetes, sistem irigasi Rajendra ini bisa ditiru di kebun Anda.
Irigasi kendi adalah satu dari banyak teknik yang digunakan para petani dalam mengatasi kekeringan. Apapun cara yang dipilih, semoga Indonesia sudah siap dan bisa melewati masa kekeringan tahun ini tanpa kerugian yang besar.
Sumber: Indonesia Water Portal, Wikipedia, Wateruseitwisely, World Economic Forum
Instagram : @hijausurya @hias.idn
Whatsapp : 0852 6201 8889
Shopee : https://shopee.co.id/hijausurya
Tokopedia : https://www.tokopedia.com/hijausurya
Youtube:https://www.youtube.com/@hijausurya
Facebook: https://www.facebook.com/hijausuryabiotechindo/
Tiktok:https://www.tiktok.com/@hijausurya
Website:https://product.hijausurya.com